Biomassa co-firing telah menjadi alternatif yang semakin populer di Indonesia sebagai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan terhadap batubara sebagai sumber energi utama. Namun, apakah penggunaan biomassa ini benar-benar akan memecahkan masalah batubara yang telah lama menjadi permasalahan utama dalam sektor energi di Indonesia?
Biomassa Co-firing di Indonesia: Memperpanjang Masalah Batubara
Meskipun penggunaan biomassa sebagai bahan bakar tambahan dapat membantu mengurangi emisi karbon dan memperpanjang umur batubara, namun hal ini tidak menyelesaikan masalah utama yang ada. Penggunaan batubara yang masih tetap dominan sebagai sumber energi utama akan terus menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Dampak dan Implikasi Penggunaan Biomassa sebagai Bahan Bakar Tambahan
Penggunaan biomassa sebagai bahan bakar tambahan juga memiliki dampak dan implikasi yang perlu diperhatikan. Meskipun biomassa dianggap sebagai sumber energi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan batubara, namun masih terdapat masalah terkait dengan rantai pasok dan pengelolaan limbah biomassa yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Dengan demikian, meskipun penggunaan biomassa co-firing dapat memberikan manfaat dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperpanjang umur batubara, namun hal ini tidak akan menyelesaikan masalah utama yang ada terkait dengan ketergantungan Indonesia terhadap batubara sebagai sumber energi utama. Diperlukan upaya lebih lanjut dalam mengembangkan sumber energi terbarukan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk memastikan keberlanjutan sektor energi di Indonesia.