Pelaku Usaha Sebut Indonesia Punya Modal Kuat Jadi CCS Hub Kawasan Regional

Indonesia semakin diperhatikan dalam pengembangan teknologi yang ramah lingkungan, terutama di sektor penangkapan dan penyimpanan karbon yang dikenal dengan istilah Carbon Capture and Storage (CCS). Pelaku bisnis percaya bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat CCS di wilayah ini, berkat kekayaan geologinya, dukungan dari kebijakan, dan meningkatnya minat dari para investor.

Potensi Geologi Jadi Modal Utama

Indonesia memiliki sumber daya geologi yang luas dan sangat cocok untuk penggunaan teknologi CCS. Tempat-tempat seperti Kalimantan Timur, Laut Jawa, dan Sumatera diketahui memiliki formasi batuan yang sangat efektif untuk menyimpan karbon dalam jumlah besar dan untuk waktu yang panjang. Ini menjadikan Indonesia sebagai kandidat yang sangat kuat untuk membangun pusat penyimpanan karbon yang tidak hanya akan memenuhi keperluan nasional, tetapi juga negara-negara lain di Asia Tenggara.

Wadah bekas ladang minyak dan gas serta akuifer asin menjadi pilihan utama untuk menyimpan karbon. Diperkirakan, Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan karbon lebih dari 400 gigaton, yang cukup untuk menampung emisi karbon nasional selama ratusan tahun ke depan.

Dukungan Pelaku Usaha dan Industri

Para pelaku industri di dalam negeri menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap pengembangan CCS. Teknologi ini tidak hanya dianggap sebagai solusi untuk mengurangi emisi, tetapi juga sebagai peluang bisnis di masa depan yang sesuai dengan tren global menuju energi yang bersih dan pembangunan yang berkelanjutan.

Perusahaan energi, baik yang dimiliki negara maupun swasta, telah memulai berbagai penelitian dan proyek percobaan. Beberapa proyek bahkan sudah berada di tahap awal investasi, dengan tujuan untuk beroperasi dalam dekade mendatang. Kesiapan ini menunjukkan bahwa sektor swasta tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga secara finansial untuk mendukung pengembangan CCS.

Peran Pemerintah dan Regulasi

Pemerintah Indonesia juga memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung perkembangan sektor ini. Aturan yang mendukung dan insentif investasi adalah pendorong utama untuk menarik masuknya investor, baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Selain itu, komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 memberikan sinyal yang kuat bahwa pengembangan CCS akan tetap menjadi prioritas.

Pemerintah juga membuka peluang untuk kerja sama antar negara, di mana negara-negara tetangga bisa menyimpan emisi mereka di fasilitas CCS yang ada di Indonesia. Ini jelas menjadi nilai tambah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat regional.

Masa Depan Indonesia sebagai CCS Hub

Dengan semua potensi dan dukungan yang ada, Indonesia diprediksi akan mampu mengambil peran penting sebagai pusat CCS di Asia Tenggara. Selain membantu mengurangi emisi di tingkat global, langkah ini juga dapat membuka lapangan kerja baru, memfasilitasi transfer teknologi, dan menarik banyak investasi dari luar.

Pengembangan CCS di Indonesia bukan sekadar angan-angan, melainkan fakta yang sedang dibangun. Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan mitra internasional, Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi pemimpin dalam solusi masalah iklim berbasis teknologi di tingkat kawasan.

Kesimpulan

Indonesia memiliki kekuatan besar untuk menjadi pusat regional CCS, mulai dari potensi geologi, dukungan dari industri, hingga komitmen pemerintah. Jika semua pihak terus bekerja bersama, Indonesia tidak hanya akan mencapai sasaran iklim nasional, tetapi juga bisa menjadi contoh sukses bagi negara lain dalam mengelola emisi karbon dengan cara yang bertanggung jawab.